Siapa yang tidak kenal nama KML atau KMZ saat ini? Pastinya bagi pengguna Google Map atau Google Earth 100% mengenal format file ini. File tersebut adalah sebuah format penyimpanan data spasial (lokasi) berbasis bahasa pemrograman XML agar bisa dibuka di platform Google (Map / Earth). Namun kini format KML atau KMZ bisa juga dibaca oleh software SIG lainnya.
Secara defaultnya KML (Keyhole Markup Language) atau KMZ ini menyimpan data lokasi dalam bentuk titik (placemark), garis (path), dan poligon (polygon). Selain itu juga termasuk atribut lainnya seperti deskripsi (descriptions), dan data bereferensi geografis yang bisa ditumpangsusunkan dengan citranya Google (ground overlays). Contoh ground overlays ini misalkan peta jpg hasil scan yang kemudian dioverlaykan menggunakan menu image overlay pada Google Earth (lihat contoh di Google). KMZ merupakan versi kompres dari KML, seperti disitat dari web nya Google contohnya jika dikompres maka 10 kb KML akan menjadi KMZ yang hanya berukuran 1 kb saja.
Ceritanya suatu saat Lintasbumi mencari data spasial dengan cara memanfaatkan fasilitas query di layanan ArcGIS Rest Service yang kini sudah banyak bertebaran. Dalam prosesnya terjadi error untuk pilihan format data yang diinginkan (JSON / GeoJSON), dan ketika pilhannya format KMZ barulah data tersebut berhasil diunduh. Kali ini Lintasbumi mensimulasikan ulang (sebagai contoh) mengunduh data dari ArcGIS Rest Service nya Provinsi Lampung.
Baca juga : Peta Gratis Dengan Mengunduh Fitur Dari ArcGIS Rest Service (Bagian 1)
Nah tentunya format KMZ itu bukanlah format akhir yang diinginkan, karena seperti biasa jika data tersebut ingin diutak-atik alias dimodifikasi maka tentu formatnya haruslah shapefile atau shp. Sudah barang tentu setelah file KMZ hasil query (unduh) tersebut disimpan, langkah selanjutnya adalah mengkspor file KMZ tersebut menjadi shp.
Apa software yang digunakan untuk mengekspornya? Kini sebetulnya sudah banyak software yang bisa menampilkan serta mengekspor / impor file KML / KMZ, antara lain yang sering digunakan tentu ArcGIS, QGIS, Global Mapper, dan sebagainya. Karena Lintasbumi sudah terbiasa menggunakan QGIS dan memang QGIS bisa langsung membaca file KMZ (tidak seperti ArcGIS yang harus diimport dulu jadi shp), maka itulah yang pertama dilakukan yaitu membuka KMZ nya di QGIS. Selanjutnya KMZ di save as jadi shapefile, done.
Ternyata perjalanan belum selesai !
Simpel banget QGIS, buka KMZ lalu save as jadi shp, berarti pekerjaan selesai dong. Namun ternyata ketika tabel atribut si shp hasil ekspor itu dicek, field atau kolom-kolom yang muncul tidak sesuai dengan keterangan tentang layer tersebut di ArcGIS Rest Service nya. Padahal di keterangannya terdapat banyak field seperti terlihat pada gambar di bawah bagian kiri. Lalu pada bagian kanan adalah menunjukan bahwa tidak ada satupun field asli yang ikut terekspor pada QGIS. Begitupun ketika tabel atribut si KMZ dicek, hasilnya sama begitu juga. Artinya sebelum diekspor pun field asli KMZ tidak ada yang terbaca.
Jadi ternyata QGIS hanya membaca KMZ sesuai format default saja yaitu ada kolom Name, description, timestamp, begin, end, altitudeMode, tessellate, extrude, visibility, drawOrder dan icon. Lalu ke mana field asli KMZ dari ArcGIS Rest Service beserta isinya? Ternyata oleh si QGIS dimasukan ke dalam kolom description. Artinya field asli beserta isinya ada di KMZ tapi belum terbaca sebagai kolom tabel atribut.
Lintasbumi menjadi penasaran apa sebenarnya isi standar file KML jika dibuat di Google Earth langsung, dan kemudian bagaimana penampakan atribut nya jika dibuka di QGIS ? Akhirnya Lintasbumi mencoba mendijitasi satu poligon (Bandar Lampung) di Google Earth, tak lupa di description nya juga diisikan keterangan “Poligon Bandar Lampung”. Setelah itu kemudian poligon tersebut disimpan sebagai KML, barulah kemudian file KML nya dibuka pada QGIS. Seperti di gambar berikut lah hasilnya.
Ternyata apa yang terjadi dengan KMZ hasil unduh sama persis dengan KML asli dari Google Earth jika dibuka di QGIS. Kesimpulannya QGIS hanya membaca KMZ dan menampilkannya sesuai format default saja. Bagaimana jika si KMZ hasil unduh ini dibuka di di Google Earth langsung? Karena selama ini jarang memperhatikannya, Lintasbumi ingin mengecek apakah memang atribut aslinya terbaca atau tidak di Google Earth.
Di bawah ini adalah penampakan KMZ tadi ketika dibuka di Google Earth, file KMZ hasil query (unduh) dari ArcGIS Rest Service yang dibaca dan ditampilkan oleh si Google Earth tampil lengkap fitur dan kolom di tabel atribut aslinya, terbaca secara utuh. Inilah yang diharapkan, namun sayang seribu sayang tidak ada fasilitas ekspor langsung dari KML / KMZ ke shapefile pada Google Earth.
Bagaimana jika dibuka pada ArcGIS ?
Pada ArcGIS, KML atau KMZ tidak bisa dibaca langsung, namun harus diimpor terlebih dulu melalui Toolbox. KMZ akan dirubah menjadi sebuah layer (geodatabase) dan barulah bisa dimunculkan pada ArcMap. Namun apakah tabel atribut asli KMZ nya juga terbaca secara utuh di hasil impornya?
Hasilnya malah lebih ‘parah’ dari QGIS, jika di QGIS hasil impor ke shp masih menyertakan field asli beserta isinya walaupun masuk ke kolom description, maka di geodatabase hasil impor KMZ sama sekali tidak ada field aslinya alias tidak terbawa satu pun ! Kenapa ya ? Malahan ArcGIS memformat field sendiri di tabel atribut geodatabase tersebut yaitu kolom-kolom bernama Name, Folder Path, SymbolID, AltitudeMode, Base, Clamped, Extruded, Snippet, Popupinfo, Shape_Length dan Shape_Area. Dua kolom terakhir memang merupakan field standar geodatabase. Berarti ArcGIS bukan pilihan tepat untuk mengekspor KML / KMZ ke shapefile atau geodatabase !
Global Mapper is the winner !
Pilihan terakhir Lintasbumi adalah Global Mapper ‘si pembaca segala format data’. Pada pembacaan KMZ dengan Global Mapper, semua field pada tabel atribut KMZ terbaca secara utuh beserta isinya. Hal itu pun terlihat ketika poligon nya di identify. Lalu bagaimana hasil ekspor KMZ ke shp di Global Mapper? Ketika file KMZ tersebut diekspor ke format shapefile, kolom tabel atribut beserta isinya pun lengkap terbawa seperti KMZ aslinya. Perfecto alias mantap ! Maka tidak salah jika dikatakan bahwa Global Mapper adalah software mumpuni untuk membaca berbagai format data spasial.
Jadi jika teman-teman mempunyai file KML atau KMZ dan ingin dieskpor ke shapefile atau format lainnya, salah satu software yang bisa dipertimbangkan untuk memprosesnya adalah menggunakan Global Mapper.
bagai mana cara mempertahankan foldering di kmz ketika kmz sudah di convert ke shp dan divonvert kembali ke kmz
Jika sudah menggunakan software di luar google maps/earth, sepertinya sulit mempertahankan konsistensi folder/isi kml/kmz seperti aslinya. Mohon maaf mimin belum pernah coba juga. Tks.