LINTAS BUMI – SIG, Inderaja, dan Perwilayahan

Cara Download Lokasi Titik Api Terbaru (Hot Spot / Kebakaran Lahan dan Hutan)

Cara Download Lokasi Titik Api Terbaru (Hot Spot / Kebakaran Lahan dan Hutan)

Indonesia seperti yang sudah kita ketahui bersama merupakan negara yang rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan. Bahkan dulu suka dikatakan siklus kebakaran lahan dan hutan Indonesia terjadi lima tahunan mengikuti fenomena Elnino atau kemarau panjang. Namun kini polanya acak, kebakaran lahan dan hutan bisa terjadi kapan saja terutama kemarau yang panas, hal itu karena bisa jadi juga dampak dari perubahan iklim alias climate change. Hal lain yang menambah resiko tinggi terjadinya kebakaran lahan dan hutan di Indonesia adalah adanya lahan gambut yang memang sangat rawan jika vegetasi di atasnya terbuka, dan sudah sering kita dengar di berita mengenai kebakaran yang sering melanda wilayah dengan lahan gambut (Baca juga : Lahan Gambut Di Indonesia, Di Mana Yang Terluas ?).

Dalam konteks mitigasi atau pencegahan, teknologi saat ini sudah bisa membantu mendeteksi adanya titik api atau hotspot, yaitu dideteksi lewat satelit. Datanya akan bisa dilihat berbentuk citra dan peta sehingga membantu menginformasikan lokasi kebakaran mana yang harus segera ditangani. Sebut saja misalnya data satelit NOAA, Terra/Aqua MODIS, Landat (kanal termal), dan sebagainya. Satelit-satelit itu bekerja secara simultan (saling melengkapi) dan bisa mendeteksi lokasi titik api di seluruh dunia.

Lantas Bisakah kita mendapatkan lokasi titik api tersebut dan dalam rentang waktu yang panjang / tertentu? Jawabannya tentu saja bisa. Terkadang untuk keperluan pekerjaan atau penelitian, kita memerlukan data lokasi indikatif kebakaran lahan dan hutan melalui lokasi titik apai atau hotspot dari citra ini. Di manakah kita bisa mendapatkannya, dan apakah bisa berbentuk data spasial?

Sejauh pengetahuan Lintasbumi yang pernah menggunakan, ada 2 lokasi di mana kita bisa download data hotspot dan bisa diatur pada rentang waktu tertentu serta dengan tingkat kepercayaan tertentu juga. Yang pertama adalah di LAPAN Fire Hotspot, dan yang kedua di Sipongi (SISTEM pengawasan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)) milik KLHK. Datanya bisa diunduh gratis dengan lokasi yang bisa kita tentukan, namun tidak semuanya langsung berbentuk data spasial (shapefile). Lengkapnya silahkan simak penjelasan di bawah ini.




LAPAN Fire Hotspot

Di situs yang beralamat di http://hotspot.lapan.go.id/ ini, kita bisa mengecek data titik api dari citra MODIS, VIRS, dan OLI. Untuk mengetahui lebih jauh apa itu satelit Terra MODIS / Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer bisa dibaca di sini, untuk satelit VIRS / Visible infrared Imaging Radiometer Suite di sini, dan OLI / Operational Land Imager (misal pada Landsat 8) sudah banyak dibahas di berbagai situs.

Untuk mendownload data dari LAPAN Fire Hotspot, berikut caranya;



SIPONGI Departemen LHK

Situsnya beralamat di https://sipongi.menlhk.go.id/. Jika dikomparasi dengan LAPAN Fire Hotspot sebetulnya datanya sama saja. Sipongi ini hasil kerja sama Departemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan LAPAN (BRIN), BMKG, dan BNPB. Perbedaannya adalah jika data LAPAN Fire Hotspot hanya dikhususkan untuk data titik api saja, maka Sipongi lebih dari sekedar itu. Dia merupakan sebuah sistem informasi pemantauan karhutla, karena di dalamnya kita pun bisa memperolah informasi lain seperti prakiraan cuaca, kualitas udara, dan sebagainya.

Bagaimana cara mendownload data titik apa di Sipongi? berikut tahapannya;

Nampak ada perbedaan antara data hotspot Sipongi dan LAPAN Fire Hotspot. Namun demikian tidak ada yang benar atau salah, dua-duanya bisa dipertanggungjawabkan karena merupakann data resmi. Putusan pilihan tetap ada di tangan kita sebagai pengguna.



Exit mobile version