Membuat Poligon Tanpa Cacat Pada QGIS

Dijitasi Poligon Dengan Fasilitas Avoid Overlap on Active Layer

Untuk pengolahan dan analisis data geospasial pastinya dibutuhkan data dong, nah salah satunya tentu saja berbentuk vektor. Data vektor bisa berupa titik, garis, dan poligon, sedangkan untuk format file dari vektor bisa shp, cad (dwg/dxf), kml/kmz, gml, dan lain sebagainya. Data berbentuk vektor berasal dari data primer yang salah satunya dilakukan dengan cara mendijitasi, misalnya mendijitasi peta penutupan lahan yang discan dalam format image semacam jpg menggunakan software QGIS, hasil dijitasi tersebut bertipe poligon dalam format file shp.

Mendijtasi atau menggambar secara manual di softwate SIG adalah pekerjaan yang sangat bersifat manusiawi dan subyektif. Mendijitasi umumnya adalah menggambar ulang alias menjiplak data yang sudah ada yang biasanya sih berupa raster semacam hasil scan, citra, dan sebagainya. Manusiawi di sini adalah hasil dijitasi wajar jika tidak akan sama persis dengan data aslinya atau ada kesalahan, karena dipengaruhi mood, kondisi panca indera, dan pengetahuan atau pengalaman dari si pendijitnya. Subyektif berarti apa obyek yang didijit tentu saja akan berbanding lurus dengan pemahaman dari si pendijit terhadap obyek tersebut atau perintah yang diterima oleh si pendijit. Sehingga jangan heran banyak peta (data vektor) wilayah atau obyek yang sama namun banyak versi, karena didijitasi oleh orang-orang yang berbeda dengan sumber yang berbeda. Sebagai konsekuensinya misalnya luasnya berbeda-beda, bisa bedanya jauh atau tipis-tipis saja.

Salah satu masalah yang sering ditemui oleh lintasbumi dalam hal kualitas data khususnya vektor bertipe poligon adalah adanya overlap antar poligon yang berbatasan yang mana hampir tidak terlihat atau tipis banget. Pun juga dengan adanya gap atau ruang kosong antar poligon yang berbatasan, yang juga hampir tidak terlihat atau tipis banget kalau tidak diperbesar atau berdasarkan instinct. Untuk memastikannya bisa digunakan metode cek topologi, yang kemudian bisa diperbaik sesuai dengan errornya tersebut.

Permasalahan seperti itu sebetulnya bisa diantisipasi dari awal andai saja tahu teknik dijitasinya. Jadi sebetulnya yang perlu diketahui terutama oleh para entry level bidang SIG adalah bahwa di setiap software SIG ada pilihan-pilihan tools untuk mendijitasi, jadi tidak hanya sekedar membuat garis atau poligon saja. Nah untuk teknik dijitasi agar menghindari adanya overlap atau gap poligon pada yang berbatasan ada yang disebut tools Avoid Overlap on Active Layer. Berikut ini adalah tahapan untuk melakukan Avoid Overlap on Active Layer pada QGIS.



#1 Siapkan sumber peta, misal dalam kasus ini adalah peta format jpg dari internet untuk administrasi Kota Tangerang Selatan yang tentunya terlebih dulu sudah digeoreferensi ya. (Baca juga : Georeferensi Raster Pada Global Mapper)

#2 Membuat shp, caranya jika di QGIS yaitu diakses dari menu Layer -> Create Layer -> New Shapefile Layer. Di jendela selanjutnya akan muncul apa saja yang harus diisikan oleh anda, di mana intinya yang diisi adalah dari mulai nama file beserta di mana akan disimpan, geometry type yang tentu saja dalam hal ini adalah dipilih polygon, kemudian field atau nama kolom misalnya dalam hal ini Nama_Kel (nama kolom harus < 10 karakter tanpa spasi) dengan tipe text (string) -> setelahnya klik add to field list, jumlah dan nama-nama kolomnya sesuaikan dengan kebutuhan anda sendiri. Setelah segala sesuatunya sesuai dengan keinginan anda, klik OK. Layer baru ini secara otomatis akan muncul di layer list sebelah kiri.

#3 Aktifkan editor dan mulai dijitasi, caranya klik (select) nama layer yang akan diedit tersebut (terblok atau hilite warna biru) dan klik icon Toggle Editing di atas (atau bisa juga dari klik kanan layer ->Toggle Editing). Untuk mempermudah visual, ubah juga symbology dari layer tersebut dari properties nya, menjadi fill color = Transparent Fill supaya gambar yang akan didijitasi tetap terlihat. Jadikan juga stroke colornya kontras dengan warna raster yang akan didijitasi.

#4 Dijitasi dulu 1 poligon, klik tool atau icon Add Polygon Feature, pointer berubah, lalu perbesar gambar (dengan scroll mouse) sampai pas ke salah satu lokasi, dan mulailah mendijitasi dari 1 lokasi (bebas) dengan klik kiri di setiap lekukan mengikuti batas administrasi yang sesuai (misal di salah satu lokasi kelurahan dulu) sampai selesai.



Ketika selesai atau sampai ke titik awal dijitasi, klik kanan mouse (stop dijit) dan akan muncul isian tabel, jika mau anda bisa isi kolom Nama_Kel sesuai nama kelurahan yang tertera di situ atau kosongkan saja lalu klik OK.

#5 Hidupkan toolbar Snapping, klik View -> Toolbars -> Snapping Toolbar

Aktifkan snapping, caranya dengan klik gambar magnet merah di toolbar snapping, lalu pada pilihan Overap pilih Avoid Overlap on Active Layer seperti nampak di ilustrasi gambar berikut ini. Untuk besaran yang tertera ikuti saja (12 px).

Sehingga pada Project Snapping Setting akan terlihat seperti berikut di mana yang aktif / terklik adalah All Layer, 12 px, Topological Editing, Avoid Overlap on Active Layer, Snapping on Intersection, dan Self Snapping. Pada All Layers anda juga bisa menset agar dijitasi tidak overlap hanya pada layer tertentu saja, di situ bisa dipilih Active Layer saja atau Advanced Configuration (dipilih sesuai kebutuhan).

#6 Dijitasi Auto Complete Polygon, caranya pilih kembali Add Polygon Feature sampai pointer berubah. Ulangi langkah no 4 namun dimulai dari poligon pertama yang sudah terdijitasi tadi, awalnya biasanya pointer akan otomatis menempel pada batas poligon pertama.



Dalam contoh ini misal yang akan didijitasi selanjutnya adalah kelurahan Serpong yang ada di atas kelurahan Kranggan yang sebelumnya sudah didijitasi. Berarti garis batas antara kelurahan Serpong dan Kranggan yang sudah terdijitasi sebelumnya tidak usah didijitasi lagi, cukup ikuti (dijit) garis batas yang belum terdijitasi saja (garis hilite hijau di gambar bawah).

Perhatikan gambar berikut, dari titik awal terus dijitasi mengikuti garis batas (di contoh ini ke atas) sampai kemudian di titik akhir jangan dulu distop atau selesaikan tapi lebihkan dijitasi ke dalam poligon awal (satu atau beberapa titik) dan usahakan garis yang berbatasan tercover semua. Barulah setelah itu stop dijitasi (klik kanan) dan ikuti akhir langkah no 4 di atas.

Berikut ini adalah hasil dijitasi, ketika diperbesar pada batas maka garisnya pas tidak overlap atau ada gap (garis yang dihilite kuning).

 

Prinsip melebihkan akhir dijitasi ke poligon berbatasan yang sudah terdijitasi sebelumnya juga tetap berlaku jika berbatasan dengan lebih dari 1 poligon. Seperti nampak di gambar berikut yang sebelah kiri, di mana jika dijitasi diakhiri maka hasil dijitasi akan nampak seperti gambar di sebelah kanan. Lakukan sampai semua poligon yang dibutuhkan terdijitasi. Jangan lupa selalu menyimpan (save) dijitasi yang dilakukan saat ini, sampai kemudian jika sudah selesai maka non aktifkan Toggle Editing.

Berikut video cara dijitasi poligon menggunakan fasilitas avoid overlap.

Demikianlah cara membuat poligon yang aman di QGIS dengan metode Avoid Overlap. Cara ini tidak seperti di ArcGIS yang memang ada tool khusus bernama Auto Complete Polygon, namun prinsipnya sama saja.



About Lintas Bumi 128 Articles
Lintas Bumi adalah blog berbagi info, trik, dan data seputar dunia informasi geospasial baik nasional ataupun global.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*