Melakukan geoferensi (georefencing) pada data spasial adalah hal yang lumrah, karena memang semua data spasial yang akan diolah dalam SIG wajib hukumnya mempunyai nilai koordinat. Kebanyakan proses geoferensi (georefencing) dilakukan pada data spasial jenis raster, seperti data citra (dari satelit/drone) dalam bentuk raw data ataupun misalnya image hasil scan peta, dan sebagainya yang masih undefined koordinatnya.
Hampir semua software SIG dipastikan dilengkapi dengan menu atau tools untuk melakukan geoferensi (georefencing). Prosesnya memang tidak begitu rumit, selain keberadaan file rasternya, hal kedua adalah kita siapkan (catat/diingat) nilai koordinat dari masing-masing titik di peta (raster), pada jenis proyeksi atau koordinat yang diinginkan atau sesuai dengan yang tertera pada rasternya. Jika tidak mau terlalu berat, melakukan geoferensi (georefencing) pada software Global Mapper bisa menjadi salah satu pilihan, berikut ini adalah prosesnya.
Baca Juga :
- ‘More Hilly’ Hillshade : Siapa Pemenang Blend Layer?, Global Mapper, ArcGIS Pro, Atau QGIS?
- Pengalaman Mengekspor KML / KMZ : Global Mapper Juaranya !
1# Jika kita membuka sebuah data raster yang belum mempunyai referensi koordinat, maka secara otomatis Global Mapper akan memunculkan jendela Georeference seperti di bawah ini. Jendela tersebut bisa juga diakses secara manual melalui klik File – Rectify (Georeference) Imagery.
Pilih Manually Rectify Image dan klik OK. Lewati jendela selanjunya (Tip) dan kembali klik OK.
#2 Selanjutnya akan muncul jendela Image Rectifier (Automatic). Ada 3 bagian kotak di atasnya, di sebelah kiri adalah untuk melakukan zoom. Bagian tengah adalah layar hasil zoom, untuk memperbesar dan memperkecil bisa juga menggunakan scroll mouse di kotak bagian tengah ini. Sedangkan kotak paling kanan adalah gambar (raster) referensi jika ada — misal jpg wilayah yang sama yang sudah mempunyai georeferensi.
Pada contoh postingan ini kotak paling kanan tidak digunakan, karena nilai koordinat raster yang akan dibetulkan sudah ada di dalamnya. Peta yang digunakan adalah peta DIY dari Bakosurtanal berformat jpg.
#3 Jangan lupa untuk mengeset terlebih dulu jenis koordinat dari koordinat yang akan kita gunakan. Jika tidak diset maka defaultnya adalah koordinat Geografis Datum WGS 1984 (EPSG 4326). Jika diluar itu maka rubah melalui Select Projection, contohnya di bawah ini. Pada Contoh peta DIY yang digunakan adalah Geografis Datum WGS 1984 (EPSG 4326).
#4 Selanjutnya lakukan proses penempatan titik georeferensi pada lokasi di raster dimaksud. Jadi prosesnya perbesar lokasi dari kotak sebelah kiri, lalu pada kotak tengah perbesar lokasi titik yang kita maksud. Setelah ditermukan klik kiri dengan mouse, dan masukan nilai X/Easting/Long serta Y/Northing/Lat yang sesuai.
Pada contoh ini sebagai input pertama untuk titik pertama (Point 1) nilai X dan Y nya dimasukan dalam bentuk derajat desimal, namun kita bisa juga langsung memasukan dalam bentuk derajat menit detik yang lengkap dengan tanda E/W dan N/S nya. Setelah dipastikan angka atau nilai koordinatnya benar, klik Add Point To List, lalu akan muncul jendela Enter Ground Control Point Name ikuti saja tanpa dirubah (klik OK).
Untuk set proyeksi ke UTM misalnya, maka nilai yang dimasukan tentu langsung format desimal atau integer sesuai nilai koordinat UTM yang dimaksud pada titik tersebut.
#5 Setelah itu ulangi untuk minimal 3 titik berikutnya sampai total ada 4 titik yang ditandai. Pada list titik di bawah akan muncul nilai koordinat masing-masing titik. Bisa ditambah lebih dari 4 titik, semakin banyak semakin bagus. Pada list titik tersebut, bisa juga kita pilih titik lalu dihapus (delete) atau diperbaiki nilai koordinatnya.
Sayangnya nilai error (RMS Error) nya tidak muncul, padahal kita jadi bisa mengetahui seberapa besar dan bisa dirata-ratakan. Pada kasus ini diasumsikan baik (0,00). Beberapa teori mengatakan nilailnya jangan lebih dari 0,5 x resolusi piksel pada satuan koordinat peta dimaksud.
Jika sudah yakin dengan nilai koordinat semua titik, klik Apply atau OK.
#6 Berikut ini adalah hasil akhir dari georeference yang dilakukan. Peta jpg DIY tersebut secara posisi berpindah, dibuktikan dengan dioverlay dengan salah satu data online di Global Mapper misalnya Openstreetmap terrain.
#7 Jika masih ingin memperbaiki georeferensinya, maka tinggal klik kanan nama file lalu pilih RECTIFY … (Re-Rectify). Selanjutnya ulangi proses di atas (memperbaiki). Terakhir ketika menutup global mapper jangan lupa menyimpan hasil georeference sebagai file .gmw, disarankan namanya sama dengan file induknya. Pada contoh ini dipilih nama DIY.gmw. Jadi gambar tersebut jika dibuka selanjutnya akan sudah tergeoreference.
Demikianlah proses melakukan georeference di Global Mapper, secara umum kekurangannya adalah jendela rectifynya kecil dan nilai RMS errornya tidak muncul.
Leave a Reply