Batas wilayah saat ini sudah tidak menjadi sekat lagi. Teknologi komunikasi khususnya internet menjadikan batas wilayah seperti batas negara tidak lagi menjadi penghalang untuk manusia di berbagai belahan dunia tehubung. Apapun saat ini rasa-rasanya sudah terkena globalisasi. Dulu informasi seperti berita mungkin hanya bisa dibuat oleh kantor berita, media massa, dan sejenisnya serta hanya bisa dinikmati oleh mereka yang bisa beli televisi, radio, ataupun berlangganan koran. Saat ini itu semua itu cuma jadi sejarah, saat ini siapapun bisa bikin berita dan saat itu juga orang di seluruh dunia bisa langsung melihatnya khususnya setelah lahirnya media sosial.
Dulu salah satu yang sulit didapat adalah data, apalagi data seperti peta karena dianggap sesuatu yang eksklusif. Pembuat peta pun masih jarang kebanyakan badan pemerintah dan formatnya masih hardcopy, sangat birokratis pula untuk mendapatkannya. Kemajuan teknologi pemetaan khususnya SIG kemudian mengkonversi peta-peta menjadi data digital alias file komputer. SIG juga membuat siapapun menjadi bisa membuat peta.
Tak lama berselang lahirlah internet di mana komputer di berbagai belahan dunia bisa saling terhubung. Maka dimungkinkan terjadi pertukaran data dan informasi antar komputer di berbagai penjuru dunia. Peta-peta digital kemudian banyak juga yang dipertukarkan melalui internet, baik itu yang berbayar, gratis, dan melalui cara paksa alias hack. Jadi adalah bukan sesuatu yang aneh jika banyak data-data Indonesia yang terdapat di situs-situs luar negeri, pun sebaliknya, termasuk tentu saja peta-peta mengenai Indonesia khususnya lagi yang bentuknya sudah Shp alias Shapefile.
Di antara kita mungkin sudah ada yang termasuk ke kategori fakir peta alias tukang nyari downloadan shp-shp gratis di Internet, apapun motivasinya. Itupun bisa dilihat dari statistik pengunjung Lintasbumi, di mana postingan atau halaman yang bertema download peta dan software menjadi most popular alias paling banyak dikunjungi dan dicari di mesin pencari.
Itu bisa menandakan beberapa hal, antara lain pertama masih birokratisnya jalur untuk mendapatkan peta-peta digital khususnya di lembaga-lembaga pemerintah, kedua keterbatasan dana alias cekak untuk membeli peta-peta digital yang kadang dipatok tarif mahal, ketiga memang pengennya yang gratisan aja. Memang iya, SIG itu enggak berguna tanpa ada data. Bahkan untuk belajar SIG pun tetap saja perlu data selain tentu softwarenya.
Didukung dengan semakin banyaknya layanan cloud alias penyimpanan data secara online saat ini, banyak data spasial tersimpan di situs-situs internet baik lokal maupun luar negeri. Tidak hanya yang berupa peta vektor seperti shp atau gdb, termasuk juga data raster seperti citra pun banyak yang dishare di internet.
Baca juga :
- Cara Mengunduh Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dari Ina Geoportal
- Baru! Unduh DEM Indonesia Versi BIG (DEMNAS) Resolusi 8 Meter
Untuk situs-situs lokal penyedia download shp Indonesia sudah banyak dibahas, bahkan sudah ada yang resmi seperti ina geoportal dan beberapa geoportal pemda. Jadi kali ini Lintabsumi mereview mengenai beberapa situs luar negeri yang bisa menjadi sumber mendownload data shp Indonesia.
1. DIVA GIS
Ini adalah situs untuk download data spasial yang pertama-tama Lintasbumi jadikan referensi di awal tahun 2000 an. Di situs ini ada tab Free Spatial Data, di dalamnya ada data-data shp dan juga raster level negara yang bisa didownload secara gratis. Situs yang alamatnya di https://www.diva-gis.org/Data ini terbilang menawarkan data yang cukup representatif untuk data spasial dasar sebuah negara.
Untuk level negara seperti Indonesia, data spasial yang bisa diunduh antara lain shp batas administrasi dari batas negara (level 0), provinsi (level 1), sampai level 2 yaitu kabupaten / kota. Pengecekan di Desember 2022, datanya belum memasukan provinsi di Papua yang baru jadi masih 34 provinsi. Untuk jumlah kabupaten dan kotanya ada 444 poligon, bandingkan dengan data BIG yang 519 poligon. Data vektor lainnya yang tersedia gratis adalah sungai, jalan, rel kereta. Jumlah kabupaten / kota resmi adalah 514 wilayah.
Untuk data format raster yaitu SRTM, penutupan lahan, kepadatan penduduk, dan iklim. Yang unik ada juga data toponimi yang dinamai gazetteer dalam format dbf yang bisa dibuka di excel, yang berisi nama-nama kota bersama dengan koordinat XY nya. Nah ini bisa dijadikan point format shp sebagai titik kota, jarang-jarang lho data kota, karena di ina geoportal sekalipun yang ada toponimi campuran tidak hanya kota.
Secara umum bentuk shp 99% mirip dengan data BIG, koordinat dalam GCS WGS 1984 dan tidak ditemui error. Tidak ada baris kosong di nama provinsi dan kabupaten/kota. Karena ini datanya level negara tentu saja tidak bisa digunakan untuk keperluan yang detil, namun bisa digunakan misalnya sebagai peta indeks atau inset.
Leave a Reply