Salah satu kendala dalam mempelajari atau menggunakan software Sistem Informasi Geografis khususnya bagi kita di Indonesia adalah masalah lisensi (resmi) yang harganya tidak terjangkau oleh kalangan individu. Bahkan ada anekdot kalau membeli software SIG berbayar akan lebih mahal harga software nya dari pada harga komputer atau laptopnya.
Pengalaman saya misalnya ketika membantu pembelian ArcGIS level ArcView single use (level terendah) untuk keperluan project, harga software berikut lisensi sekitar 35 jutaan ke atas. Sehingga tidak heran jika menggunakan software SIG bajakan alias crack-an adalah pilihan yang manusiawi mungkin bagi sebagian besar individu pengguna SIG di Indonesia seperti saya yang mempunyai keterbatasan biaya. Hal ini ditambah dengan kemudahan memperoleh software bajakan di dunia maya.
Tentu saja menggunakan software bajakan termasuk software SIG bajakan mempunyai resiko seperti rawan disusupi virus, malware, trojan, dsb., belum lagi ditambah kecemasan dalam menggunakanya terutama jika digunakan untuk kegiatan resmi seperti untuk project.
Salah satu software SIG berbayar yang sering dicari bajakannya adalah ArcGIS, hal ini tidak heran mengingat kemampuan dan fasilitas yang ada di ArcGIS masih belum tersaingi software SIG lainnya dalam mengelola dan menganalisis data-data spasial sampai saat ini. Untuk mengurangi ketergantungan kepada software SIG bajakan, saya pun mulai beralih pelan-pelan menggunakan yang open source salah satunya QGIS.
Namun sayangnya ketergantungan saya kepada ArcGIS tidak bisa hilang secara drastis, selain karena faktor kebiasaan atau kultur software ESRI yang sudah lama menjadi ideologi saya, juga harus diakui software SIG open source seperti QGIS belum bisa sepenuhnya atau bisa dikatakan masih jauh dalam melakukan apa yang mampu dilakukan ArcGIS, contoh kecil dalam fleksibilitas color ramp dan juga layout peta. Serta yang tak kalah penting bagi saya yaitu klien-klien saya sebagian besar masih menggunakan ArcGIS baik di pemerintahan ataupun non pemerintahan. Sehingga mau tidak mau sampai beberapa waktu lalu saya masih bolak-balik antara menggunakan QGIS dan juga ArcGIS (bajakan) sesuai kebutuhan.
Lisensi ArcGIS Khusus Mahasiswa
Namun beruntung sejak 2016 saya sedang berkesempatan melanjutkan pendidikan dan berstatus mahasiswa di IPB, dan secara kebetulan IPB telah bekerjasama dengan ESRI di mana salah satu implementasinya adalah setiap mahasiswa IPB aktif (dan juga seluruh sivitas akademiknya seperti dosen, dsb.). Sejak tahun 2017 saya mengajukan lisensi ArcGIS versi student IPB dan memperoleh lisensi versi 10.6.1 secara gratis selama 1 tahun (yang bisa diperpanjang).
Jadi bagi anda mahasiswa IPB berbagai strata maka beruntung mempunyai pilihan dan kesempatan mempunyai software ArcGIS resmi, sangat mudah caranya silahkan daftar dan ikuti prosedurnya di link ini. Syaratnya cukup siapkan scan KTM dan gunakan alamat email IPB anda (jangan pakai yang gratisan semacam gmail, dsb.), di situs tersebut anda juga bisa mengunduh installer ArcGIS nya. Dalam jangka waktu sekitar 3 – 5 hari dari tanggal anda mengirim form request license, jangan lupa cek email IPB anda biasanya akan ada pemberitahuan dari IPB untuk mengambil lisensi anda, siapkan flash disk.
Lisensi ArcGIS versi student IPB ini ternyata di luar perkiraan saya sudah mencakup hampir seluruh arctoolbox dan extension standar ArcGIS ArcInfo, mantap! Termasuk misalnya 3D Analyst, Spatial Analyst, dan lain-lain. Lihat gambar di bawah.
Selama menggunakan ArcGIS dengan lisensi resmi ini, secara umum sama saja dengan ketika menggunakan versi bajakan, yang jelas berbeda adalah informasi lisensi di ArcGIS Administrator yang single use dan lebih aman untuk komputer. Selain itu secara psikologis menggunakan software versi resmi dan bajakan tentu saja sangat berbeda, dan satu hal lagi nama kita terdaftar secara resmi di database ESRI sebagai user (client) bukan umum, sehingga tidak kesulitan ketika menggunakan fasilitas di situs my ESRI misalnya mengunduh software trial, dsb.
Berikut ini tahapan mendaftarkan atau authorize ArcGIS 10.6 versi student IPB setelah anda memperoleh file lisensi. Prosedur ini sebetulnya sama dengan jika anda membeli lisensinya sendiri.
#1 Anda akan memperoleh file lisensi berekstensi .prvc ( Esri Client Provisioning File).
#2 Instal ArcGIS (dalam kasus saya versi 10.6) baik desktopnya maupun license managernya.
#3 Pastikan anda terkoneksi internet atau online. Setelah selesai install, jalankan (double klik) file .prvc tadi. Pada jendela yang muncul pilih yang di outline merah seperti gambar di bawah ini. Lalu browse dan pilih file .prvc tadi klik open.
#4 Sekarang file .prvc tadi terpilih, klik Next.
#5 Selanjutnya pilih authorize lewat internet (outline merah seperti gambar di bawah ini), klik Next.
#6 Pada jendela authorization information maka data kemahasiswaan anda akan muncul, tidak usah dirubah, klik Next.
#7 Selanjutnya isi bidang pekerjaan anda, klik Next.
#8 Muncul konfirmasi nomor lisensi anda, klik Next.
#9 Muncul jendela extension apa saja yang berhak anda gunakan, klik Next.
#10 Pada jendela terakhir klik Finish dan tunggu sekitar 1 menitan sampai notifikasi authorization sukses muncul. Pada kasus saya karena sudah pernah dilakukan authorization maka muncul pesan seperti di bawah.
#11 Kini authorization sukses, silahkan cek ArcGIS Administrator anda (klik Desktop) dan tidak seperti yang bajakan kini lisensi anda adalah untuk ArcGIS level ArcInfo untuk single use. Mulai saat itulah anda telah menggunakan ArcGIS secara resmi dan menenangkan hati.
Selamat mencoba semoga sukses (tentunya bagi civitas akademika IPB atau pemegang lisensi resmi ArcGIS versi student lainnya).
Leave a Reply