Buat Garis Kontur Lebih Halus? Gini Caranya, No Smoothing Tools !

Generate Kontur (QGIS)
  • Kini tinggal membuka Processing Toolbox lagi dan cari tools “Contour” (biasanya dalam grup Raster -> Extraction).

  • Parameter Input:
    • Input layer: Pilih raster hasil Focal Statistic (misal: Mean Value).
    • Band number: Biarkan 1.
    • Interval between contour lines: Tentukan selisih nilai antar kontur. Dalam contoh ini setiap 25 meter
    • Attribute name: Nama kolom pada file vektor output yang akan menyimpan nilai kontur (misal: ELEV).
    • Contours: Tentukan nama dan lokasi file vektor output (misal: contour_dem_mean.shp) atau biarkan kosong (virtual).

  • Klik Run. Vektor kontur akan ditambahkan ke peta, mewakili garis-garis nilai konstan dari hasil Focal Statistic (misal: garis rata-rata elevasi 3×3 piksel).

Untuk di ArcGIS : tools Focal Statisctics dan Contour semuanya ada di Toolbox Spatial Analyst, tahapan secara umum sama saja dengan di atas.




 Komparasi Hasil

Perbandingan antara hasil generate kontur dengan cara langsung dan melalui focal statistics menunjukan perbedaan yang signifikan seperti bisa dilihat pada gambar di bawah. Pada garis-garis kontur yang cenderung lurus atau tidak terlalu berlekuk kedua hasil bisa dikatakan sama, namun sebaliknya pada garis kontur yang lekukannya banyak atau berdekatan pada hasil yang melalui focal statistics terlebih dulu garis konturnya terlihat lebih ‘halus’

 

Tips Penting & Pertimbangan:

Pemilihan Neighborhood: Ukuran dan bentuk neighborhood sangat mempengaruhi hasil Focal Statistic dan kontur turunannya. Neighborhood kecil (misal 3×3) mempertahankan detail asli, neighborhood besar (misal 11×11 atau radius 500m) menghasilkan permukaan yang lebih halus dan pola yang lebih umum. Eksperimen dengan ukuran berbeda untuk menemukan pola yang ingin Anda soroti.

Pemilihan Statistik: Mean dan Median bagus untuk penghalusan dan melihat tren umum. Standard Deviation (StdDev) sangat baik untuk memetakan area ketidakstabilan atau perubahan cepat (misal: daerah perbukitan terjal vs dataran). Range menunjukkan variasi ekstrim lokal. Pilih statistik yang sesuai dengan pertanyaan analitis Anda.

Interval Kontur: Pilih interval yang sesuai dengan rentang nilai raster hasil Focal Statistic. Jika interval terlalu kecil, kontur akan sangat rapat dan sulit dibaca. Jika terlalu besar, detail penting mungkin hilang. Lihat histogram raster hasil untuk panduan.

Visualisasi: Gunakan skema simbolisasi yang sesuai untuk kontur hasil Anda (misal: gradien warna untuk garis kontur, label nilai) dan raster dasar untuk konteks. Layer Hillshade dari DEM asli sering membantu interpretasi.

Perbandingan: Bandingkan kontur dari raster asli dengan kontur dari hasil Focal Statistic (terutama Mean) untuk melihat efek penghalusan. Bandingkan kontur Mean dengan kontur StdDev untuk melihat hubungan antara tren elevasi dan variabilitas lokal.




Kesimpulan

Membuat kontur dari hasil analisis Focal Statistic di QGIS atau ArcMap adalah teknik ampuh untuk mengekstrak dan memvisualisasikan pola spasial yang lebih kompleks atau halus dibandingkan kontur langsung dari data mentah. Dengan memahami konsep neighborhood dan jenis statistik yang tersedia, Anda dapat menghasilkan peta kontur yang mengungkap informasi berharga tentang rata-rata, variasi, atau karakteristik statistik lainnya di lingkungan sekitar setiap lokasi. Teknik ini memiliki aplikasi luas dalam analisis topografi, ekologi, klimatologi, dan bidang lain yang bekerja dengan data raster permukaan. Selamat mencoba!



About Lintas Bumi 133 Articles
Lintas Bumi adalah blog berbagi info, trik, dan data seputar dunia informasi geospasial baik nasional ataupun global.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*