Para pengguna SIG umumnya sudah mengetahui bahwa baik di ArcGIS ataupun QGIS mempunyai suatu fasilitas untuk membuat profil melintang atau istilahnya cross section. Cross section ini biasanya akan menampilkan grafik yang menginformasikan nilai ketinggian sepanjang garis (atau jalur) yang membentang antara 2 titik atau lokasi, berdasarkan data DEM.
Informasi cross section ini bagi beberapa penggunan penting dan diperlukan, misalnya untuk mengetahui hambatan topografi dalam pembuatan jalan, rel kereta api, galian tambang, dan sebagainya. Namun kadang-kadang grafik dari cross section ini juga diperlukan untuk menambah data pada layout peta agar lebih informatif.
Dalam beberapa keperluan terkadang kita ingin agar grafik cross section bisa mencakup juga informasi elevasi dari data-data spasial yang kita punya misalkan ketinggian kota, gunung, titik pengamatan, dan sebagainya. Artinya di satu grafik cross section bisa mencakup informasi atau penggambaran data-data yang disebutkan tadi.
Hal itu mungkin dilakukan tapi kalau hanya mengandalkan ArcGIS saja memang tidak bisa, bagaimana caranya? Simak penjelasan berikut.
Membuat Profile Graph Untuk Garis
1. Tampilkan data DEM (contoh SRTM), serta shp atau layer point yang akan dibuat profile graphnya, dan terakhir tentu saja toolbar 3D Analyst.
Pastikan DEM yang dijadikan sebagai basis informasi ketinggian terseleksi di toolbar 3D Analyst.
2. Sekarang buat (dijitasi) garis transek atau cross section menggunakan tool Interpolate Line yang ada di toolbar 3D Analyst.
Dalam contoh ini garis yang menghubungkan beberapa puncak gunung yang ada di Jawa Barat dari sekitar Gunung Halimun di barat sampai pantai di Cirebon di timur seperti nampak di gambar di bawah ini. Bisa juga menggambar garis lurus saja sesuai kebutuhan, yang penting masih di area data DEM.
3. Tampilkan profil ketinggian dari rangkaian garis tadi berupa grafik, dengan menekan icon yang dinamakan Profile Graph.
Nampak sekarang pada Profile Graph yaitu nilai sumbu X adalah jarak (dalam meter atau sesuai tipe koordinat frame), dan sumbu Y nya adalah ketinggian dalam satuan meter sesuai DEM.
4. Kita juga bisa merubah tampilan grafik dengan cara klik kanan di grafik dan pilih Properties.
Di dalamnya kita bisa atur Series dan juga Appearance. Pada Appearance kita bisa mengatur judul grafik, judul sumbu X dan Y, setelah itu klik OK, seperti nampak pada gambar berikut.
Membuat Profile Graph Untuk Point
Tidak seperti membuat Profile Graph untuk garis, untuk point sebaiknya tidak digambar menggunakan Interpolate Point. Namun sebaiknya menggunakan sebuah shp tipe point, dalam contoh kasus ini adalah shp kabupaten / kota di Jawa Barat. Prosesnya pun agak sedikit complicated, berikut tahapannya.
1. Tambahkan dulu properties ketinggian (Z) ke dalam atribut shp point dengan menggunakan ArcToolbox -> 3D Analyst Tools -> Functional Surface -> Add Surface Information. Parameternya sebagai berikut;
Input Feature Class = Shp point
Input Surface = DEM (contoh SRTM)
Output Property = Z
2. Setelahnya klik OK, done!. Jika tabel atribut shp dicek maka kini di dalamnya ada kolom Z yang berisi nilai ketinggian sesuai overlaynya dengan data DEM (SRTM), seperti nampak berikut ini.
3. Langkah selanjutnya adalah mengkonversi shp point tersebut menjadi fitur 3 dimensi. Gunakan ArcToolbox -> 3D Analyst Tools -> Feature To 3D By Attribute.
Input Features = shp point
Output Feature Class = tentukan sendiri (nama baru)
Height Field = Z
Sisanya kosongkan
Selanjutnya…..
Leave a Reply