Membaca informasi di websitenya ESRI, di tanggal 23 Juni 2022 lalu mereka secara resmi meluncurkan ArcGIS Pro versi 3.0. Sudah barang tentu versi terbaru selalu ada peningkatan dari versi sebelumnya. Tentu saja ESRI juga memberikan informasi kepada publik mengenai apa sebetulnya hal-hal baru di ArcGIS Pro 3.0 ini sekalian di saat peluncurannya, yang bisa dibaca di sini.
Kali ini seperti biasa, Lintasbumi tidak akan membahas what’s new di ArcGIS Pro 3.0 versi ESRI, namun akan menshare beberapa temuan baru versi sendiri. Tentu saja komparasi yang digunakan adalah ArcGIS Pro versi 2.8.6, karena versi 2.9 Lintasbumi tidak memilikinya. Ini karena secara kebetulan beberapa waktu lalu Lintasbumi bisa mencicipi ArcGIS Pro versi 3.0, tepatnya v3.0.2.
Hal pertama yang terlihat perbedaannya adalah gambar pembuka ArcGIS Pro 3.0 ini sangat berbeda dengan versi 2.x, nuansa warna birunya lebih kuat dan kemungkinan akan bertahan sampai ke versi 3.99 (kalau ada he he he). Seperti yang bisa dilihat di bawah ini.
Begitupan dengan berandanya yang kini dilakukan penyegaran, terlihat lebih cool, lebih cerah, dan terasa lebih lapang, sepertinya juga ada perubahan jenis dan ukuran huruf teks. Ada beberapa menu baru seperti di kanan atas ada Learning Resources dan Recent Template. Seperti terlihat di bawah adalah versi blank atau betul-betul baru install.
Namun jika sebelumnya sudah punya project ArcGIS Pro versi sebelumnya maka akan muncul nama-namanya di bawah Recent Project. Lalu seperti biasa di produk ESRI ini ‘seneng’ dibuat yang dobel-dobel, seperti di sebelah kirinya juga ada Learning Resources yang maksudnya sama saja dengan yang di kanan.
Lintasbumi lantas mencoba membuka salah satu project yang pernah dikerjakan di versi 2.8.6. Nah kalau tampilan layar kerjanya tetap sama saja dengan versi 2.x. Nama-nama dan posisi tab ataupun menunya pun masih sama saja. Fungsionalitasnya masih sama ketik diklak klik dana atapun dipindahkan panelnya seperti Catalog, pun isi di dalamnya masih sama dengan versi sebelumnya.
Di tab View rasanya sih Color Vision Simulator adalah hal yang baru, menu ini rasanya Lintasbumi tidak menemukannya di versi 2.8.6 entah kalau di versi 2.9. Namun ketika mencobanya ternyata itu adalah menu untuk membuat variasi warna peta tanpa harus merubah symbologynya secara manual, semacam efek warna. Kesannya seperti ketika nilai RGB nya dimainkan terutama nilai contrastnya, cocok untuk membuat penekanan obyek pada peta.
Lalu ada lagi menu Linear Referencing, ini pun rasanya baru entah kalau sudah ada di versi 2.9. Kalau dilihat isinya tidak ada yang baru, namun seperti ada menu baru penentuan rute pada layer garis atau mungkin network layer (Layer Name dan Route Id Field), mungkin apakah misalnya analisis shortest path atau jarak terdekat antara 2 titik menggunakan jaringan jalan (Find Routes).
Kalau membacanya di sini, si Linear Referencing ini adalah bagaimana mengetahui posisi relatif suatu obyek dari obyek garis yang bergeoreferensi tanpa kita ketahui koordinatnya namun hanya diketahui misalnya jarak atau arahnya saja. Mungkin ini menarik jadi bahasan di next post.
Something baru lagi adalah pada bagian Layout, yang mana kini untuk menginsert legend, di ArcGIS Pro versi 3.0 ini sudah langsung diberi pilihan style kolom untuk legenda yang ada 6 pilihan. Kalau kita tidak cocok misal hanya ingin 1 kolom saja maka di propetiesnya tinggal kita rubah saja jadi 1 lagi, bisa dibilang sedikit ribet tapi juga praktis bergantung kebiasaan user.
Masih di bagian layout, mungkin ini bukan hal baru banget karena di versi sebelumnya pun sudah ada. Table Frame adalah tool untuk menginsert tabel dari atribut layer pada layout. Di mana kita juga bisa memilih stylenya mau seperti apa., termasuk kemudian ada propertiesnya yang bisa diatur lagi di dalamnya tampilan lainnya seperti warna background, jenis, ukuran, dan warna huruf serta yang lainnya.
Hal yang baru lagi adalah save preset untuk ekspor atau share, entah itu ekspor hasil layout ataupun tampilan peta, misalnya menjadi jpeg. Analoginya kalau kita akan ekspor di arcgis, biasanya kita tentukan resolusinya berapa dan apakah akan crop to content, dan seterunya. Nah itu sekarang bisa disimpan sebagai preset, jadi di project baru tinggal gunakan preset itu lagi gak harus mengingat settingan yang dulu seperti apa ekspornya.
Dalam konteks yang lebih lokal khususnya Indonesia, di semua produk ESRI (ArcGIS dan ArcGIS Pro), Sistem Referensi Geospasial Indonesia atau SRGI 2013 sudah dimasukan di dalamnya sebagai pilihan koordinat peta baik untuk yang geografis ataupun proyeksi. Seperti bisa dilihat pada gambari di bawah ini.
Bagi Lintasbumi yang hanya user biasa, kesimpulannya adalah tidak ada yang terlalu baru di ArcGIS Pro versi 3 ini. Perubahan enggak terlalu signifikan dibanding versi 2.x, hanya terasa perubahan tampilan saja yang terasa nuansa barunya, selebihnya biasa saja. Bagi yang sudah punya akun bisnis ESRI anda bisa mengunduh versi trialnya di My ESRI. Bagi member advance lintasbumi yang penasaran silahkan bisa juga mengunjungi Galeri Download ArcGIS Pro.
Leave a Reply