Mau Bikin Webgis? Cek Dulu Siapa Lebih Cepat? Geoserver vs Mapserver vs Geojson Dalam Openlayers dan Leaflet [Part 2]

Salah satu ukuran kinerja aplikasi berbasis web adalah seberapa cepat waktu tampil atau loading time-nya, test case ini dilakukan untuk membuktikan hal-hal yang dijelaskan pada part 1. Idealnya untuk menguji hal itu tentu harus dilakukan secara online. Namun karena untuk meng-online-kan Geoserver dan UMN Mapserver adalah suatu hal yang sulit, maka Lintas Bumi hanya mengujinya secara offline dalam intranet.

 

Test Case Loading Time WebGIS Ala Lintas Bumi

Untuk test case ini ‘senjata’ dan ‘bahan’ yang digunakan Lintas Bumi adalah data-data spasial (shp), beberapa kumpulan aplikasi WebGIS dari bahan-bahan proyek yang pernah dikerjakan, QGIS 3.6.0, serta unduhan aplikasi, berikut ini lengkapnya;

  1. XAMPP 7.2.16 yang telah dimodif untuk running Mapserver 7.4.0-dev (dari MS4W 4.0.0)
  2. Geoserver 2.9.4
  3. Leaflet 1.4.0
  4. Openlayers 4.6.5
  5. QGIS 3.6.0
  6. Data shapefile yang meliputi
    • admin kecamatan kota bogor (174 KB)
    • admin kelurahan kota bogor (544 KB)
    • jalan kota bogor dan sekitarnya (2.85 MB)
  7. Browser firefox + plugin apptelemetry
Data peta yang digunakan

Secara ringkas tahapannya adalah pertama, masing-masing data shp dikonversi menjadi data Layer Geoserver, (dikoneksikan ke) Mapfile Mapserver, dan Geojson (khusus ini menggunakan QGIS). Kedua, setelah itu data Geoserver dan Mapserver dijadikan sebagai WMS yang dites dulu pada localhost Xampp menggunakan peramban. Ketiga, masing-masing WMS dan data Geojson lalu ditampilkan di Leaflet dan Openlayer. Terakhir mengkoneksi dan menguji halaman WebGIS tadi dari komputer lain yang terhubung ke jaringan yang sama menggunakan browser setelah di clear semua history dan cookies nya.

Untuk data Geojson, hasil ekspor menunjukan ukuran data spasial menjadi lebih besar dibanding shp, hal ini dikarenakan semua data koordinat node baik poligon ataupun garis termasuk atributnya semuanya telah menjadi baris-baris atau notasi javascript. Admin kecamatan menjadi 486 KB, admin kelurahan menjadi (1.482 KB), dan jalan menjadi 2.549 KB. Berikut ini adalah hasil pengujian kecepatan tampil pertama atau loading time;



#1 Openlayers + Geojson, hasil pengujian menunjukan loading speed adalah 5993 ms (mili detik).

Hasil pengujian Openlayers + Geojson

#2 Leaflet + Geojson, hasil pengujian menunjukan loading speed adalah 19670 ms (mili detik).

Hasil pengujian Leaflet + Geojson

#3 Openlayers + Geoserver WMS, hasil pengujian menunjukan loading speed adalah 938 ms (mili detik).

Hasil pengujian Openlayers + Geoserver WMS

#4 Leaflet + Geoserver WMS, hasil pengujian menunjukan loading speed adalah 7556 ms (mili detik).

Hasil pengujian Leaflet + Geoserver WMS

#5 Openlayers + Mapserver WMS, hasil pengujian menunjukan loading speed adalah 7504 ms (mili detik).

Hasil pengujian Openlayers + Mapserver WMS

#6 Leaflet + Mapserver WMS, hasil pengujian menunjukan loading speed adalah 8824 ms (mili detik).

Hasil pengujian Leaflet + Mapserver WMS

Dari cuplikan di atas beberapa hal menarik yang bisa disimpulkan, paling tidak untuk versi uji Lintas Bumi;

  • Perpaduan Geoserver WMS dan Openlayer adalah yang paling baik loading speed nya, sebaliknya perpaduan Leaflet dan Geojson adalah yang paling lambat loading speed nya
  • Openlayer selalu memberikan loading speed yang lebih baik pada jenis data yang sama dibanding Leaflet
  • Ada yang menarik yaitu ketika dibandingkan pada Openlayers, loading speed UMN Mapserver malah lebih lambat dari Geojson padahal secara teori adalah sebaliknya. Namun ketika Lintas Bumi melakukan pengujian lagi secara lokal UMN Mapserver WMS lebih cepat dari Geojson.
  • Semuanya hal di atas membuktikan bahwa WebGIS berbasis server lebih cepat dari yang berbasis javascript.
Tabel hasil uji dalam Mili Second

Lintas Bumi hanyalah ingin memberi gambaran. Kinerja sebuah framework WebGIS tidak hanya dinilai dari loading speed nya, namun banyak faktor lain yang menjadi pertimbangan seperti kemudahan memprogram (bahasa pemrograman yang dipakai), kemudahan meng-online-kan nya, fasilitas yang ada di dalamnya dan lain-lain. Idealnya pengujian seperti ini dilakukan oleh berbagai komputer dan secara online, sehingga yang disimpulkan adalah kecepatan rata-rata.

Pada framework apapun baik itu pada yang berbasis server ataupun javascript, semakin banyak datanya secara teori akan semakin lama mengaksesnya, serta yang jangan dilupakan adalah kualitas kecepatan internet yang digunakan, baik itu yang digunakan oleh server ataupun klien nya, itu sangat mempengaruhi baik tidaknya WebGIS. Screenshoot hasil uji dan cuplikan script code yang digunakan bisa diunduh di sini.



About Lintas Bumi 124 Articles
Lintas Bumi adalah blog berbagi info, trik, dan data seputar dunia informasi geospasial baik nasional ataupun global.

2 Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*